Rabu, 03 Oktober 2012

Setitik tangis semalam

selamat malam kertas usang, aku ingin berkata bahwa aku masih mampu tersenyum dengan semuanya. sedetik tangis itu mungkin ada namun aku terlalu mampu untuk melebarkan sebuah senyum lagi di bibirku. haruskah aku menceritakan semuanya? sepertinya tidak perlu. yang perlu diketahui adalah kehangatan itu masih mambuatku ingin tetap bertahan. ada kalanya hariku memang berubah seperti petir yang menyambar tanah kosong. gelap. namun aku percaya dia mampu menjadi setitik harapan di sana.

kertas usang, aku saat ini merasa bahwa aku terlalu merepotkannya. lebih terpatnya aku sangat tergantung padanya. kapan aku mampu mandiri ya? pertanyaan itu selalu timbul setiap saat aku sendiri memandangi langit yang kosong itu.


Satu hal yang pasti. harapan itu masih kuukir dalam langkahku.